Seputar Kegiatan Masjid Nusrat Jahan - Semarang

Selasa, 12 Januari 2010

BERIBADAH JANGAN KARENA HARAPKAN SURGA DAN TAKUT NERAKA


An Nur – Semarang, 10 Mei 2009
Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang pagi itu tidak menyurutkan tekad anggota Jemaat Semarang untuk menghadiri tarbiyat gabungan lintas badan jemaat. Dengan menggunakan beberapa mobil dan sepeda motor berangkatlah rombongan ke rumah Pak Zuhri di Gunungpati, suatu daerah yang berbukit-bukit dan berhawa sejuk di pinggiran Kota Semarang. Setelah melintasi jalan panjang yang berliku-liku, naik turun, dikelilingi hutan dan sawah, tibalah kami di rumah Pak Zuhri.
Sesudah beristirahat dan berbincang-bincang sejenak dengan sang pemilik rumah dimulailah acara pengajian. Dalam acara yang dipandu oleh Mas Agus Supriyanto tersebut, Bp Muhammad Ahmad (Mubwil Jateng Pantura) membahas Surah An Nahl ayat 91 yang artinya:Sesungguhnya, Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan dan memberi kepada kaum kerabat; dan melarang dari perbuatan keji, dan hal yang tidak disenangi, dan memberontak. Dia memberi kamu nasihat supaya kamu mengambil pelajaran.
Tentang maksud ayat ini beliau menerangkan :
Dalam ayat ini ada tiga tingkat kebaikan dan tiga tingkat keburukan. Tingkat terendah kebaikan adalah berbuat adil. Padahal bagi dunia berbuat adil adalah tingkat tertinggi. Namun di dalam Islam justru tingkat terendah atau awal. Yang dimaksud adil adalah bila ada orang berbuat baik kepada kita satu kali maka kita balas satu kali pula. Akhlak perlu evolusi dan latihan. Adil belum dapat berikan kepuasan batin kepada manusia. Kita jangan mengharapkan keadilan dari Allah, tapi iitaa’i dzil qurbaa. Setiap hari berapa jam waktu kita yang dipersembahkan umtuk Tuhan, sepanjang umur kita berapa persen untuk Tuhan. Artinya, kalau kita mengharapkan keadilan dari Tuhan pastilah keburukan kita lebih besar dari pada kebaikan kita.
Tingkatan di atas adil adalah ihsan atau berbuat kebajikan. Yang dimaksud ihsan adalah bila ada orang berbuat baik kepada kita satu kali maka kita balas tiga kali atau lebih dari sekali, perbuatan jahat kita balas dengan kebaikan. Tingkatan tertinggi adalah iitaa’i dzil qurbaa atau memberi kepada kaum kerabat. Contohnya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, berbuat baik setulus-tulusnya tanpa mengharapkan balasan apa pun. Allah mengharapkan ibadah kita mencapai tingkat iitaa’i dzil qurbaa. Allah tidak pernah meminta balasan dari manusia, walaupun Allah telah menciptakan alam semesta beserta segenap isinya untuk keperluan manusia. Jadi, kita beribadah jangan mengharapkan surga dan takut neraka. Berbuat kebaikan karena mengharapkan surga berarti tamak, tidak berbuat buruk karena takut neraka sama dengan pengecut seperti anak-anak yang tidak berani berbuat buruk karena takut dihukum orang tuanya. Kita beribadah kepada Allah bagaikan kepada kaum kerabat. Maksudnya, bukan karena kita harapkan surga dan bukan karena kita takut neraka.
Tiga tingkat keburukan yang dilarang Allah yaitu fahsyaa, munkar, dan baghy. Fahsyaa adalah berbuat keburukan yang terbatas pada diri sendiri. Karena sudah terbiasa maka dapat meningkat menjadi munkar yaitu berbuat jahat di depan orang lain atau kepada orang lain. Baghy maksudnya berbuat keburukan bukan hanya pada diri sendiri, tidak punya malu, tetapi juga mengajak orang lain untuk berbuat keburukan atau kejahatan. Contoh, suap dan korupsi yang sudah membudaya, jika tidak mau ikut maka tidak dapat proyek. Maka kita harus senantiasa berdoa kepada Allah agar dilindungi dari segala keburukan.
Demikian intisari ceramah beliau. Hadir dalam acara ini 47 orang, yang merupakan rekor hadirin dalam tarbiyat keliling Jemaat Semarang.

Tidak ada komentar: