Seputar Kegiatan Masjid Nusrat Jahan - Semarang

Selasa, 12 Januari 2010

Malam Khuddam MKAI Semarang - "MALAM KHUDDAM BERSELIMUT ASAP JAGUNG DAN ROTI BAKAR"


Sabtu, 21 November 2009.Ada yang berbeda dari Malam Khuddam Semarang kali ini. Apa itu? Yakni, acara bakar jagung dan roti di teras Masjid Nusrat Jahan. Pengajian pun digelar di teras, bukan di dalam masjid. Sehingga aroma jagung dan roti bakar memenuhi rongga hidung para peserta pengajian. Demikian pula asapnya menyelimuti kami. Acara yang dimulai sekitar jam 9 malam dengan pembawa acara Mas Dodik Setyawan dan nara sumber Bp Mubwil Ahsan Ahmad Anang tersebut berlangsung seru dan hidup. Setelah ceramah dari Pak Anang, acara dilanjutkan dengan tanya jawab.

Yang berbeda juga dengan pengajian-pengajian lainnya, kali ini para peserta ikut terlibat aktif dalam menanggapi pertanyaan yang dilontarkan peserta lainnya. Salah satu pertanyaan dari penulis sendiri yaitu, “Di dalam buku Filsafat Ajaran Islam karya Hadhrat Imam Mahdi dan Masih Mau’ud disebutkan bahwa jenazah orang-orang suci dan makamnya berbau harum. Nah, saya pernah membaca di sebuah majalah bahwa ada jenazah seorang kyai yang ketika makamnya dibongkar untuk dipindahkan, ternyata jenazahnya tetap utuh dan berbau wangi. Padahal sang kyai sudah meninggal dunia 26 tahun lalu dan dia bukan seorang Ahmadi. Di majalah lain dikisahkan tentang seorang pejuang Afghanistan dari Indonesia di era ’80-an, ketika di medan pertempuran salah seorang temannya ada yang tertembak mati oleh tentara Uni Sovyet, namun anehnya darah dan jenazahnya justru berbau harum. Padahal dia juga bukan anggota Jemaat Ahmadiyah. Bagaimana penjelasan atas fenomena tersebut?”
Tanggapan pun bermunculan dari peserta pengajian. Ada yang berkomentar, mungkin tanah tempat dikuburkannya jenazah tersebut mengandung zat-zat khusus yang bisa mengawetkan jenazah dan mengeluarkan bau wangi. Yang lain berpendapat, karunia Allah itu berbeda-beda kepada setiap orang, bisa saja orang tersebut mendapat karunia jenazahnya tetap utuh dan berbau harum. Ada lagi yang menanggapi, mungkin jenazah orang suci pasti wangi tetapi jenazah yang wangi belum tentu jenazah orang suci.
Setelah berbagai pandangan terlontarkan maka Pak Anang sebagai nara sumber menyampaikan ulasannya. Bahwa mungkin orang tersebut pada masa hidupnya betul-betul taat pada ajaran Islam. Namun bisa jadi dia semasa hidupnya belum pernah tahu tentang Jemaat Ahmadiyah atau dakwah orang-orang Ahmadi belum sampai kepadanya, sehingga dalam pandangan Allah Ta’ala dia masuk dalam kategori orang-orang suci dan jenazahnya berbau wangi. Tetapi jenazah orang-orang yang menentang Jemaat Ahmadiyah pasti tidak wangi. Demikian kesimpulan beliau.Acara pengajian yang dihadiri sekitar 22 orang tersebut selesai mendekati jam 11 malam. Dini harinya dilanjutkan dengan Shalat Tahajud berjamaah.

1 komentar:

r.a. djamil mengatakan...

Semarang mah, ada aja acaranya...
mubarak lagi dah..